WartaUMBima, – Sekolah Rintisan Perempuan untuk Perubahan (La Rimpu) kembali menggelar kegiatan tahunan “La Rimpu Goes to Campus 2024” berlangsung di Auditorium H.M. Thayeb Abdullah Universitas Muhammadiyah Bima (UM Bima). Acara ini dihadiri oleh ratusan peserta, terdiri dari mahasiswa dan dosen UM Bima, dengan tujuan menjaring mahasiswa-mahasiswi terbaik untuk bergabung menjadi agen perubahan sosial dalam masyarakat.
Peran Mahasiswa UM Bima dalam Aktivisme dan Pemberdayaan Perempuan
Mahasiswa UM Bima telah menjadi salah satu garda terdepan dalam pelibatan aktivisme dan program-program pemberdayaan perempuan sejak berdirinya La Rimpu pada tahun 2018. Kontribusi positif dari mahasiswa UM Bima terbukti efektif dalam mendukung dan memajukan gerakan La Rimpu, menjadikan mereka pionir dalam gerakan ini.
Rektor UM Bima, Assoc.Prof. Dr. Ridwan, S.H., M.H., mengapresiasi kegiatan La Rimpu dan kontribusinya yang signifikan. “Sejauh ini, intelektualitas dan aktivisme La Rimpu nyata dalam masyarakat dan jangan lupa banyak alumni kita di kampus ini yang menjadi agen dan pionir La Rimpu selama ini,” ujar Dr. Ridwan, doktor lulusan Universitas Muhammadiyah Surakarta.
La Rimpu: Pemberdayaan Perempuan melalui Kearifan Lokal
La Rimpu merupakan sekolah perempuan pertama di kota/kabupaten Bima yang fokus pada pemberdayaan perempuan desa yang sering kali dianggap subordinatif. Dengan program pemberdayaan yang berfokus pada peningkatan agensi dan kapasitas bertindak perempuan, La Rimpu berharap para perempuan dapat menjadi agen perubahan sosial di lingkungannya masing-masing.
Prof. Abdul Wahid, Pembina La Rimpu, dalam sambutannya menegaskan pentingnya peran akademisi dan mahasiswa sebagai agent of change and agent of society. Ia mengkritik fenomena akademisi yang terlalu asyik di menara gading dan menyerukan keterlibatan aktif mereka dalam perubahan sosial. “Orang-orang kampus tidak boleh lagi berada di menara gading, asyik dengan dunianya sendiri. Akademisi dan mahasiswa harus bisa ambil bagian dalam proses perubahan sosial,” tegas Prof. Abdul Wahid.
Filosofi Gerakan La Rimpu: Mahawo, Manggawo, dan Marimpa
Prof. Abdul Wahid menjelaskan bahwa La Rimpu adalah gerakan pemberdayaan perempuan yang mengambil kearifan lokal dou Mbojo (masyarakat Bima) dengan filosofi mahawo (mendinginkan), manggawo (meneduhkan), dan marimpa (menginspirasi). Filosofi ini menjadi landasan dalam setiap program dan kegiatan La Rimpu.
Talkshow dan Diskusi: Mengembangkan Agensi Perempuan Bima
Kegiatan ini juga dihadiri oleh Direktur La Rimpu, Prof. Atun Wardatun, dan Wakil Rektor II UM Bima, Dr (cand). Zuhrah, M.H. yang turut serta dalam talkshow bersama para peserta. Prof. Atun Wardatun menjelaskan pentingnya peningkatan agensi perempuan Bima. “Perempuan harus menjadi pilar utama dalam pembangunan masyarakat Bima. Penelitian yang saya lakukan menunjukkan bahwa perempuan Bima memiliki agensi, namun harus terus dikembangkan dan diberdayakan,” jelasnya.
Talkshow yang berlangsung selama satu jam tersebut berjalan dialogis dengan banyak pertanyaan dan gagasan yang diungkapkan oleh peserta terkait gerakan perempuan, aspek feminisme dalam Islam, dan tradisi Bima yang tersembunyi dalam agensi perempuan.
Di akhir kegiatan, peserta dan narasumber berfoto bersama dan melanjutkan dialog informal. Kegiatan ini berhasil menggugah semangat dan komitmen para peserta untuk terus mendukung gerakan pemberdayaan perempuan dan menjadi agen perubahan sosial dalam masyarakat. (Humas)